Penyebab Kabut di Semarang Diduga Polusi, Dini Inayati Minta Pemkot Aktifkan Alat Monitoring Kualitas Udara


SEMARANG - Dini Inayati Anggota Dewan Perempuan Komisi C DPRD Kota Semarang Fraksi PKS Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Semarang III Wakil Rakyat Tembalang dan Candisari menanggapi perihal penurunan kualitas udara yang ramai diperbincangkan media online.

Pada hari Jumat(11/04/2025) Langit di Kota Semarang berdasarkan  pantauan tribunbjateng nampak dipenuhi kabut dipantau dari wilayah Gombel dan Gajahmungkur sekira pukul 08.30.

Gedung-gedung tinggi di Kota Seramarang terpantau tertutup kabut. Namun, belum dapat dipastikan apakah fenomena tersebut kabut atau justru polusi udara.

Hanya saja, berdasar situs pemantauan kualitas udara IQAir, tercatat kualitas udara pada waktu tersebut menunjukan angka 147 yang berarti udara tidak sehat nagi kelompok sensitif.

Situs pemantau kualitas udara IQAir mencatat kualitas udara Kota Semarang berada di kategori tidak sehat akibat polusi udara pada Jumat (14/4/2025). 

Terlihat langit Kota Semarang tampak dipenuhi asap polusi udara yang cukup tebal pada pagi hari. Gedung-gedung yang berjajar di wilayah Simpang Lima, Jalan Pandanaran hingga daerah Pedurungan sebagiannya terhalang asap polusi.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang, Dini Inayati mengatakan, penting bagi Pemerintah Kota Semarang untuk kembali memasang dan mengaktifkan alat monitoring kualitas udara di setiap sudut kota. Mengingat, pemantauan kualitas udara dari waktu ke waktu cukup penting diketahui.

Hasil pemantauan itu menjadi bahan untuk melakukan evaluasi dan perbaikan kualitas udara.

"Kalau informasi dari online (IQAir-red) itu benar, kan kita bisa pastikan ada titik mana, jam berapa. Kalau di titik itu jam sekian berarti buruknya kualitas udara bisa diperkirakan dari apa, misalnya kendaraan bermotor," jelas Dini, Jumat (11/4/2025).

Dini menyebut, buruknya indeks kualitas udara akibat kendaraan bermotor memang bisa saja terjadi.

Adanya persoalan itu menjadi bahan untuk mengambil kebijakan bagaimana mengurangi polusi dari kendaraan bermotor

"Berarti segera merevitalisasi sistem angkutan massal supaya bisa mengurangi kendaraan bermotor," ujarnya.

Lebih lanjut, Dini menyebut, dimungkinkan ada titik lain di waktu lain yang menunjukan indeks kualitas udara buruk.

Misalnya, di lokasi industri, tentu penyebab polusi pun berbeda.

Jika terdapat alat monitoring, Pemerintah Kota Semarang bisa memperkirakan industri mana atau zat kimia apa yang menjadi penyebab polusi udara.

"Jadi, penting ada alat monitoring kualitas udara untuk mengetahui sumber utama penyebab kualitas udara yang buruk," paparnya.

Menurut dia, alat monitoring kualitas udara perlu diperbanyak dan dipastikan harus berfungsi setiap saat. (eyf)